Selasa, 23 September 2008

sumpah

Saat memimpin sebuah kantor Cabang, saya mempunyai seorang anak
buah yang selalu saja menjadi sasaran kecurigaan teman-teman
lainnya apabila apa barang atau uang yang hilang. Namun saya
insya Allah merasa yakin bukan dia yang melakukannya. Suatu saat seorang Mitra kerja kehilangan Hand phone-nya, dari
kejadian-kejadian sebelum kehilangan keadaan mengarah pada pak
Acim (rekan yang sering di jadikan sasaran kesalahan). Saya pun
sempat menaruh kecuriagaan kepadanya. Saya panggil dan ajak
bicara dia, hingga saya berkesimpulan bukan dia pelakunya. Saya
mempunyai kecurigaan terhadap rekan lain, seperti kecurigaan2
saya sebelumnya kepada rekan saya tersebut atas kejadian2 lain.
Hanya saja saya tidak atau kekurangan bukti untuk
mengungkapkannya. Namun santernya issue terhadap pak Acim membuat saya harus
mengambil langkah untuk menghentikannya. Sekali lagi saya pak
Acim, dan dengan Al-Qur'an pak Acim saya minta bersumpah bahwa
dia tidak melakukan seperti yang di issuekan rekan2.Setelah kami melakukan, saya menginfokan kepada rekan2 bahwa
kita tidak boleh lagi mencurigai pak Acim sebagai orang yang
mengambil HP tersebut,karena pak Acim telah bersumpah atas nama
Allah bahwa dia tidak melakukannya. Saya minta rekan2
menhyerahkan semua keputusannya kepada Allah, tidak
membicarakannya lagi. Benar tidaknya biarlah pak Acim sendiri
yang menanggungnya, bila kita masih membicarakan kita yang nanti
kena getahnya.Entah kebetulan atau tidak, saat kantor cabang kami tutup dan di
jadikan Franchise, yang masih dipertahankan oleh pemilik baru
adalh pak Acim, sementara saya sudah bekerja di perusahaan lain?
Sampai saat ini saya mendengar rekan2 saya lain belum mendapat
pekerjaan yang pasti.

Tidak ada komentar: